Keterampilan
Berfikir Kritis
Johnson (1992) dalam Supriya merumuskan istilah “berfikir
kritis” (critical thinking) secara etimologis, ia menyatakan bahwa kata
“critic” dan “critical” berasal dari “krinein”, yang berarti “menaksir nilai
sesuatu”. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa kritis adalam perbuatan seorang yang
mempertimbangkan, menghargai, dan menaksir nilai sesuatu hal. Tugas orang yang
berfikir kritis adalah menerapkan norma dan standar yang tepat terhadap suatu
hasil dan mempertimbangkan nilainya dan mengartikulasikan pertimbangan
tersebut.
Selanjutnya Johnson (1992) dalam Supriya merangkum beberapa
definisi critical thinking dan ia menyimpulkan bahwa ada tiga persetujuan
substansi dari kemampuan berfikir kritis. Pertama, berfikir kritis memerlukan
sejumlah kemampuan kognitif; kedua, berfikir kritis memerlukan sejumlah
informasi dan pengetahuan; dan ketiga, berfikir kritis mencakup dimensi afektif
yang semuanya menjelaskan dan menekankan secara berbeda-beda.
Ennis (1987) menyatakan bahwa berfikir kritis merupakan
istilah yang digunakan untuk suatu aktivitas reflektif untuk mencapai tujuan
yang memuat keyakinan dan perilaku yang rasional. Ia telah mengidentifikasi
lima kunci berfikir kritis, yakni “praktis, reflektif, rasional, terpercaya,
dan berupa tindakan”. Dengan dasar ini ia merumuskan definisi berfikir kritis
adalah merupakan aktivitas berfikir secara reflektif dan rasional yang
difokuskan pada penentuan apa yang harus diyakini atau dilakukan.
Berfikir kritis adalah..suatu proses dimana seseorang atau
individu dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk
membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu
pengetahuan dan pengalaman. Berfikir secara aktif dengan menggunakan
intelegensia, pengetahuan, dan ketrampilan diri untuk menjawab pertanyaan.
Berfikir kreatif harus selalu melihat kedepan, profesional tidak boleh
membiarkan berfikir menjadi sesuatu yang rutin atau standar.
Berpikir kritis itu adalah pola berpikir seseorang mempunyai
wawasan dan wacana yang luas. dia mampu menganalisa suatu masalah dengan tepat,
cermat, jeli, tidak gegabah dan efisien.dia mampu memberikan solusi yang benar,
masuk akal, bisa dipertanggungjawabkan dan valid. Pada dasarnya seseorang yang
mempunyai bekal pengetahuan dan wawasan
yang luas, dia otomatis akan berpikir secara kritis. karena dia akan
menganalisa masalah dengan berbagai kemungkinan dari sudut ilmu dan teori yang
dia kuasai. sehingga akan menghasilkan hasil analisa yang lebih detail, karena
detail inilah seseorang akan menjadi lebih kritis.
Tujuan berfikir kritis adalah untuk menilai suatu pemikiran,
menaksir nilai bahkan mengevaluasi pelaksanaan atau praktik dari suatu
pemikiran dan nilai tersebut. Selain itu berfikir kritis meliputi aktivitas
mempertimbangkan berdasarkan pada pendapatyang diketahui. Berfikir kritis
mendorong munculnya pemikiran-pemikiran baru.
Savage and Armstrong (1996) mengemukakan bahwa tahap awal
sebagai syarat untuk memasuki sikap kritis adalah adanya sikap siswa
memunculkan ide-ide atau pemikiran-pemikiran baru. Tahap ini disebut tahap
berfikir kreatif. Tahap kedua siswa membuat pertimbangan atau penilaian atau
taksiran yang dapat dipertanggungjawabkan. Tahap kedua ini dikategorikan
sebagai tahap berfikir kritis.
Mengembangkan
Ketrampilan Berfikir Kritis
Mengingat pentingnya ketrampilan berfikir kritis maka dalam
pembelajaran perlu menekankan bagaimana mengembangkan ketrampilan berfikir
kritis kepada siswa. Dunn and Dunn
(1972) mengembangkan ketrampilan berfikir kreatif sebagai model ketrampilan
berfikir kritis, adalah sebagai berikut;
a. Pada focus awal,
Guru mendorong siswa untuk memikirkan bagaimana cara terbaik untuk memecahkan
masalah. Misalnya; Apa yang harus dilakukan agar siswa selalu menjaga
kebersihan lingkungan.
b. Selanjutnya Guru
bertanya mengapa pemikiran ini belum dilaksanakan juga?
c. Setelah siswa
menjawab pertanyaan ini, Guru bertanya kepada siswa lainnya, membantu siswa
yang sedang berfikir. (Bagaimana kita dapat mengatasi kesulitan ini?)
d. Pada saat ini Guru
meminta siswa memikirkan masalah yang mungkin dihadapi dalam menjawab
pertanyaan terdahulu.
e. Akhirnya siswa
diminta mementukan apakah langkah pertama untuk memecahkan masalah. (Marilah
kita kaji apa yang telah dipikirkan. Tindakan apakah yang harus diambil untuk
memecahkan masalah? Jelaskan pilihan kamu.) Siswa menjawab dan mempertahankan pilihan sesuai dengan criteria yang ada.
Perlunya mengembangkan kemampuan berfikir kritis untuk para
siswa di sekolah diakui oleh sejumlah ahli pendidikan. Katrampilan berfikir
kritis akan tumbuh subur dikelas ketika guru menilai pemikiran-pemikiran yang
berbeda termasuk pemikiran yang berbeda dengan nilai yang dibawa oleh Guru dan
mendorong siswa untuk berfikir secara bebas.
Kondisi dunia yang semakin berkembang pesat menuntut adanya
respon dengan pemikiran yang kritis dikalangan Guru. Untuk itu pembelajaran
dengan penerapan ketrampilan berfikir kritis di kelas merupakan cara paling
tepat untuk menjawab tantangan ini dalam
rangka memperbaiki masalah pribadi dan sosial siswa sehingga siswa tidak lagi
bersikap individualistis, egoistis, acuh tak acuh, malas berfikir, kurangnya
rasa tanggung jawab, malas berkomunikasi dan berinteraksi. Diharapkan dengan
pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan ketrampilan berfikir kritis di
kalangan siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar