Kata Pengantar
Segala puji hanya milik
Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Karena berkat limpahan rahmat dan karunianya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Akidah.
Agama sebagai sistem
kepercayaan dalam kehidupan manusia dapat dikaji melalui
berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama
yang telah berkembang selama empat belas abad
lebih menyimpan banyak masalah yang perlu
diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun
realitas sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak
sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran
dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan
orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas
ilmu tentang kaitan Kafir dan Kufur,
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
mahasiswa Universitas Prof. DR. HAMKA.
Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Daftar Isi
Kata pengantar
............................................................................. i
Daftar isi
...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
...................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah ................................................................. 1
C.
Tujuan
Penulisan ................................................................... 1
BAB II ISI
A.
Pengertian
Kafir dan Kufur ................................................... 2
B. Macam-Macam Bentuk Kekafiran
........................................ 3
C. Karakteristik Manusia Kafir
.................................................. 5
D. Sebab-Sebab
Orang Kafir Menurut Pandangan Islam .......... 10
E.
Ancaman Allah SWT terhadap Orang Kafir
......................... 14
BAB III PENUTUP
...................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Agama
dan manusia memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya, karena agama sangat
dibutuhkan oleh manusia agar manusia memiliki pegangan hidup sehingga ilmu
dapat menjadi bermakna, yang dalam hal ini adalah Islam. Dengan ilmu kehidupan
manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan manusia akan lebih bermakna,
dengan ilmu dan agama kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia.
B. Rumusan Masalah
Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini mengenai
“Kafir dan Kufur”. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya
pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1.
Pengertian kafir dan kufur.
2.
Macam-macam bentuk kekafiran.
3.
Karakteristik manusia yang berbuat
kafir.
4.
Sebab-sebab terjadinya kekafiran.
5.
Ancaman Allah SWT terhadap orang-orang
kafir.
C. Tujuan
Penulisan
Pada
dasarnya tujuan penulisan atau penyusunan makalah ini menjadi dua bagian, yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dalam penulisan atau penyusunan
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Akidah
dan tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang Kafir
dan Kufur.
BAB II
ISI
A. Pengertian
Kafir dan Kufur.
1)
Pengertian Kafir.
Kāfir (bahasa Arab: كافر kāfir;
plural كفّار kuffār)
dalam syariat Islam adalah diartikan sebagai "orang yang tidak
percaya" atau "orang yang sangsi". Istilah ini mengacu kepada
orang yang menolak Allah SWT, atau orang
yang bersembunyi, menolak atau menutup dari kebenaran akan agama Islam.
Perbuatan menyatakan seseorang kafir disebut takfir. Dalam
terminologi kultural kata ini digunakan dalam agama Islam untuk merujuk kepada
orang-orang yang mengingkari nikmat Allah SWT (sebagai lawan dari kata syakir, yang berarti
orang yang bersyukur). Kafir berasal dari kata kufur yang berarti ingkar,
menolak atau menutup. Jadi menurut syariat Islam, manusia kafir yaitu:
mengingkari Allah SWT sebagai satu-satunya yang berhak disembah dan mengingkari
Rasul Muhammad SAW sebagai utusan-Nya.
Dalam
etimologi kata kafir memiliki akar kata K-F-R yang berasal dari kata kufur
yang berarti menutup. Pada zaman sebelum datangnya Agama Islam, istilah
tersebut digunakan untuk para petani yang sedang menanam benih di ladang, kemudian menutup
(mengubur) dengan tanah. Sehingga
kalimat kāfir bisa dimplikasikan menjadi "seseorang yang bersembunyi atau
menutup diri". Dengan demikian kata kafir mengisyaratkan arti seseorang
yang bersembunyi atau menutup diri.
Jadi menurut
syariat Islam, manusia kafir yaitu: seorang yang mengingkari Allah
SWT sebagai satu-satunya yang berhak disembah dan mengingkari Rasul Muhammad
sebagai utusan-Nya.
Toshihiko
izutsu dalam bukunya konsep kepercayaan dalam teologi islam ‘analisis semantik
iman dan islam’ memperkenalkan konsep kafir yang penting yaitu kafir ni’mah dan
kafir din, pembagian konsep ini berpegang pada makna kufur yang memiliki makna
ganda yang memainkan makna penting dalam al-qur’an. Kafir ni’mah berarti
manusia tidak berterima kasih atau tidak bersyukur atas karunia yang
diterimanya yang merupakan makna kata asal dari kufur. Sedangkan kafir din
(agama) memiliki cakupan yang lebih serius dibanding dengan kafir ni’mah, yaitu
dengan mendustakan agama dengan tidak mempercayai Allah SWT dan ajaran yang
disampaikan kepada Rasul-Nya.
2)
Pengertian Kufur
Kufur menurut bahasa Arab berarti
penutup dan penghalang. Adapun menurut istilah adalah lawan dari iman yaitu
tidak beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
B.
Macam-Macam Bentuk Kekafiran.
Secara garis besar penggolongan kafir dibagi kedalam
dua kelompok besar yaitu kelompok kafir harbi dan kafir zimmi. Kafir harbi
merupakan bentuk kekariran yang oleh Rasulullah dibolehkan untuk di alirkan
darahnya, hal ini karena kafir harbi mengingkari adannya Allah SWT dan Rasul-Nya
dan mereka juga tidak tunduk dan patuh
terhadap pemerintahan yang ada dimana mereka tinggal bahkan mereka suka
memerangi orang-orang muslim. Didalam kehidupan sehari-hari kafir mempunyai berbagai
bentuk yang muncul dalam persoalan yang menyimpang dari ketauhidan yaitu:
1.
Kafir ingkar.
Merupakan orang yang mengingkari kebenaran ajaran
al-Qur’an, baik hal itu disadari sebagai suatu kebenaran atau belum
disadarinya, sebagaiman firman Allah SWT dalam al qur’an surat al kahfi ayat 11:
Katakanlah:
Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:
"Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa".
barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat
kepada Tuhannya".
2.
Kafir inad.
Merupakan orang yang tidak mau menerima kebenaran,
walaupun ia menyadari bahwa itu adalah kebenaran.
3.
Kafir juhud.
Merupakan orang yang mengingkari kebenaran, sedangkan ia
tahu bahwa itu adalah benar. Seperti yang ada di dalam Al-Qur’an, yakni :
..maka
setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar
(kafaru) kepadanya. (Al-Baqarah ayat 89)
4.
Kafir nifaq.
Merupakan orang yang pura-pura menampakkan kebaikan,
tetapi di dalam hatinya berisi kejahatan. Secara lahiriyah nampak Islam, tetapi
hakikat isi hatinya mengingkari kebenaran ajaran Islam.
5.
Kafir harbi.
Kata harbi berlaku dalam hukum perang. Hal ini terjadi
jika pihak musuh orang kafir yang dihadapinya belum menyerahkan diri atau belum
mau menerima perdamaian atau perjanjian dengan kaum muslimin.
6.
Kafir zimmi.
Kata zimmi yaitu tanggungan kaum muslimin. Hal ini
berlaku dalam wilayah yang dikuasai oleh perdamaian atau perjanjian yang
diberikan oleh kaum muslimin.
7.
Kafir At-Tauhid.
Orang yang menolak adanya tauhid, yaitu tak percaya
bahwa Tuhan itu satu.
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri
peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. (Al-Baqarah ayat 6)
8. Kafir Al-Ni’mah.
Orang yang
mengingkari nikmat Allah SWT atau tak bersyukur kepada Allah SWT.
Karena itu,
ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (la takfurun). (Al-Baqarah ayat 152)
C. Karakteristik
Manusia Kafir.
Al-Qur’an banyak berbicara tentang sifat-sifat dan potensi manusia. Dalama
hal ini, ditemukan sekian ayat al-qur’an yang dengan terang memuji dan
memuliankan manusia, seperti pernyataan tentang terciptanya manusia dalam
bentuk dan keadaan sebaik-baiknya (QS. At-Tin [95]: 5) dan penegasan tentang
dimuliakannya makhluk ini dibandingkan dengan kebanyakan makhluk Tuhan lain
(QS. Al-Isra [17]: 70. Tetapi sering pula manusia mendapat celaan Tuhan karena
amat lalim (aniaya) dan mengingkari nikmat (QS. Ibrahim [14]: 34). 1
Tidak sedikit dari manusia yang
menyimpang dari agama, salah satunya adalah sifat kafir. Berikut ini
adalah karakteristik manusia yang kafir :
1.
Dusta.
Hadits Rasulullah yang diriwayatkan Imam Ahmad Musnad dengan sanad Jayid: "Celaka baginya, celaka baginya, celaka baginya. Yaitu seseorang yang berdusta agar orang-orang tertawa." Di dalam kitab Shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim), Rasulullah SAW bersabda: "Tanda orang munafik ada tiga, salah satunya adalah jika berbicara dia dusta.
Hadits Rasulullah yang diriwayatkan Imam Ahmad Musnad dengan sanad Jayid: "Celaka baginya, celaka baginya, celaka baginya. Yaitu seseorang yang berdusta agar orang-orang tertawa." Di dalam kitab Shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim), Rasulullah SAW bersabda: "Tanda orang munafik ada tiga, salah satunya adalah jika berbicara dia dusta.
2.
Khianat.
Sabda Rasulullah SAW: "Dan apabila berjanji, dia berkhianat." Barangsiapa memberikan janji kepada seseorang, atau kepada isterinya, anaknya, sahabatnya, atau kepada seseorang dengan mudah kemudian dia mengkhianati janji tersebut tanpa ada sebab uzur syar'i maka telah melekat pada dirinya salah satu tanda kemunafikan.
Sabda Rasulullah SAW: "Dan apabila berjanji, dia berkhianat." Barangsiapa memberikan janji kepada seseorang, atau kepada isterinya, anaknya, sahabatnya, atau kepada seseorang dengan mudah kemudian dia mengkhianati janji tersebut tanpa ada sebab uzur syar'i maka telah melekat pada dirinya salah satu tanda kemunafikan.
3.
Fujur (pertikaian).
Sabda
Rasulullah SAW: "Dan apabila bertengkar (bertikai), dia melampau
batas."
4.
Ingkar janji.
Sabda
Rasulullah SAW: "Tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara dia dusta,
jika berjanji dia ingkar, dan jika dipercaya (diberi amanat) dia berkhianat." (HR. Bukhari Muslim).
5.
Malas beribadah.
Firman Allah
SWT SWT: "Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan
malas." (An-Nisa': 142) . Jika orang munafik pergi ke masjid atau surau,
dia menyeret kakinya seakan-akan terbelenggu rantai. Oleh kerana itu, ketika
sampai di dalam masjid atau surau dia memilih duduk di shaf yang paling akhir.
Dia tidak mengetahui apa yang dibaca imam dalam sholat, apalagi untuk menyemak
dan menghayatinya.
6.
Riya.
Di hadapan
manusia dia sholat dengan khusyuk tetapi ketika seorang diri, dia
mempercepatkan sholatnya. apabila bersama orang lain dalam suatu majlis, dia
tampak zuhud dan berakhlak baik, demikian juga pembicaraannya. Namun, jika dia
seorang diri, dia akan melanggar hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT.
7.
Sedikit
berdzikir.
Firman Allah
SWT : "Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan
malas. Mereka bermaksud riya' (dengan sholat) di hadapan manusia. Dan tidaklah
mereka menyebut Allah SWT kecuali sedikit sekali." (An-Nisa': 142) .
8.
Mempercepat
Sholat.
Mereka
(orang-orang munafik) adalah orang yang mempercepatkan sholat tanpa ada rasa
khusyuk sedikit pun. Tidak ada ketenangan dalam mengerjakannya, dan hanya
sedikit mengingat Allah SWT di dalamnya. Fikiran dan hatinya tidak menyatu. Dia
tidak menghadirkan keagungan, kehebatan, dan kebesaran Allah SWT dalam
sholatnya. Hadits Nabi SAW: "Itulah sholat orang munafik, ... lalu
mempercepat empat rakaat (sholatnya)".
9.
Mencela
Orang-Orang yang Taat dan Soleh.
Mereka
memperlecehkan orang-orang yang taat dengan ungkapan yang mengandung cemoohan
dan celaan. Oleh kerananya, dalam setiap majlis pertemuan sering kali kita
temui orang munafik yang hanya memperbincangkan sepak terjang orang-orang saleh
dan orang-orang yang konsisten terhadap Al-Quran dan As-Sunnah. Baginya
seakan-akan tidak ada yang lebih penting dan menarik selain memperolok-olok
orang-orang yang taat kepada Allah SWT.
10.
Mengolok-Olok
Al-Quran, As-Sunnah, Dan Rasulullah SAW.
Termasuk
dalam kategori Istihzaa' (berolok-olok) adalah memperolok-olok hal-hal yang
disunnah Rasulullah SAW dan amalan-amalan lainnya. Orang yang suka
memperolok-olok dengan sengaja hal-hal seperti itu, jatuh Kafir. Firman Allah
SWT SWT: "Katakanlah, apakah dengan Allah SWT SWT, ayat-ayat-Nya, dan
Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?' Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu
kafir sesudah beriman." (At-Taubah: 65-66).
11.
Bersumpah Palsu.
Firman Allah
SWT: "Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai."
(Al-Munafiqun: 2 & Al-Mujadilah: 16). Jika seseorang menanyakan kepada
orang munafik tentang sesuatu, dia langsung bersumpah. Apa yang diucapkan orang
munafik semata-mata untuk menutupi kedustaannya. Dia selalu mengumpat dan
memfitnah orang lain. Maka jika seseorang itu menegurnya, dia segera mengelak
dengan sumpahnya: "Demi Allah SWT, sebenarnya kamu adalah orang yang
paling aku sukai. Demi Allah SWT, sesungguhnya kamu adalah sahabatku."
12.
Enggan Berinfak.
Orang-orang
munafik memang selalu menghindari hal-hal yang menuntut pengorbanan, baik
berupa harta maupun jiwa. Apabila menjumpai mereka berinfak, bersedekah, dan
mendermakan hartanya, mereka melakukan karena riya' dan sum'ah. Mereka enggan
bersedekah, kerana pada hakikatnya, mereka tidak menghendaki pengorbanan harta,
apalagi jiwa.
13.
Tidak
Menghiraukan Nasib Sesama Kaum Muslimin.
Mereka
selalu menciptakan kelemahan-kelemahan dalam barisan muslimin. Inilah yang
disebut At Takhdzil. Yaitu, sikap meremehkan, menakut-nakuti, dan membiarkan
kaum muslimin. Orang munafik berpendapat bahawa orang-orang kafir lebih kuat
daripada kaum muslimin.
14.
Suka Menyebarkan
Khabar Dusta.
Orang
munafik senang memperbesar peristiwa atau kejadian. Jika ada orang yang
tergelincir lisannya secara tidak sengaja, maka datanglah si munafik dan
memperbesarkannya dalam majelis-majelis pertemuan. "Apa kalian tidak
mendengar apa yang telah dikatakan si fulan itu?" Lalu, dia pun menirukan
kesalahan tersebut. Padahal, dia sendiri mengetahui bahwa orang itu mempunyai
banyak kebaikan dan keutamaan, akan tetapi si munafik itu tidak akan mau
mengungkapkannya kepada masyarakat.
15.
Mengingkari Takdir.
Orang munafik
selalu membantah dan tidak ridha dengan takdir Allah SWT. Oleh karenanya,
apabila ditimpa musibah, dia mengatakan: "Bagaimana ini. Seandainya saya
berbuat begini, niscaya akan menjadi begini." Dia pun selalu mengeluh
kepada sesama manusia. Sungguh, dia telah mengkufuri dan mengingkari Qadha dan
Takdir.
D.
Sebab-Sebab
Orang Kafir Menurut Pandangan Islam.
Berkaitan dengan akhlak kepada makluk lain di ala mini, semua mencakup
perlakuan kita kepada segal tumbuh-tumbuhan, dan benda tak bernyawa. Pada
dasarnya, akhlak yang diajarkan islam tehadap lingkungan bersumber dari fungsi
manusia sebagai khalifah.2 Kafir merupakan salah satu akhlak tercela
dalam islam. Kekafiran akan terjadi dengan keyakinan apabila ia meyakini bahwasanya
Allah SWT memiliki teman dan anak, atau meyakini bahwa Allah SWT memiliki
sekutu dalam kerajaan dan dalam mengatur alam semesta, atau meyakini bahwa
adanya seseorang yang sama dengan Allah SWT dalam nama-namanya, sifat-sifatnya,
dan perbuatannya, atau meyakini bahwa ada seseorang yang berhak di ibadahi
selain Allah SWT, atau meyakini bahwa Allah SWT memiliki sekutu dalam rububiyah-Nya,
maka ia dikafirkan dengan keyakinan ini dengan kufur besar (akbar) yang
mengeluarkan pelakunya dari agama islam.
Keyakinan akan terjadi dengan perbuatan
apabila seseorang sujud ke patung, atau melakukan sihir, atau melakukan satu
cabang dari macam-macam syirik, seperti berdo’a pada selain Allah SWT, dan
menyembelih pada selain Allah SWT, atau bernadzar pada selain Allah SWT atau
thawaf selain di ka’bah untuk mendekatkan diri padanya, maka ia akan dikafirkan
dengan perbuatannya.
Kekafiran akan terjadi dengan
perkataan seperti, apabila mencela Allah SWT, atau mencela Rasul-Nya, atau
mencela agama islam, sebagaimana firman Allah:
وَلَئِن
سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللّهِ
وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ
Artinya :
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu),
tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan
bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah SWT, ayat-ayat-Nya dan
rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” (QS. At-Taubah: 65).
Kekufuran dengan pengingkaran dan
keyakinan, pada dasarnya keduanya itu sama dan kadang juga ia berbeda, seperti
mengingkari perkara yang terpenting dalam agama islam ini, misalnya:
mengingkari rububiyyah Allah SWT, mengingkari uluhiyah Allah SWT, mengingkari
para Malaikat, mengingkari para Rasul, mengingkari kitab yang diturunkan oleh
Allah SWT, mengingkari hari kebangkitan, serta mengingkari jannah, neraka, hari
pembalasan, hisab, wajibnya sholat dan lain sebagainya.
Kekufuran dengan berpaling dari
agama Allah SWT adalah seperti menolak agama Allah SWT, berpaling dari agama
Allah SWT seperti tidak mempelajarinya, tidak beribadah kepada Allah SWT, maka
ia kafir atas penolakannya, seperti firman Allah SWT :
وَالَّذِينَ
كَفَرُوا عَمَّا أُنذِرُوا مُعْرِضُونَ
Artinya : “Dan orang-orang yang
kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.” ( QS. Al-Ahqof: 3 ).
Dan firman-Nya :
وَمَنْ
أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ
الْمُجْرِمِينَ مُنتَقِمُونَ
Artinya :
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang Telah diperingatkan dengan
ayat-ayat Tuhannya, Kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya kami akan
memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” (QS. As-Sajadah: 22).
Kesimpulannya adalah, kekufuran bisa
terjadi dengan keyakinan, dengan mengingkarkan dengan perkataan dan perbuatan,
dengan berpaling, dengan meninggalkan dan melonak.
Akan tetapi apabila ia terpaksa
mengucapkan perkataan kufur, atau perbuatan kufur maka ia mendapatkan udzur,
seperti kalau tidak mengucapkan atau melakukan ia akan dibunuh, kemudian ia
mengucapkan dan melakukan atas paksaan tersebut namun hatinya tetap dalam
keimanan maka ia mendapatkan udzur atas kejadian ini.
Orang yang melakukan kekafiran itu
ada lima kondisi:
1.
Apabila melakukannya dengan tidak sukarela, maka ia
kafir.
2. Apabila
melakukannya dengan bermain-main maka ia kafir.
3. Apabila
melakukannya dengan ketakutan maka ia kafir.
4. Apabila ia
melakukannya dengan terpaksa dan hatinya rela dengan kekafiran maka ia kafir.
5. Akan tetapi
kalau ia melakukan kekafiran atas dasar paksaan dan hatinya masih dalam keadaan
iman maka ia tidak kafir. Sebagaimana firman Allah SWT :
مَن كَفَرَ
بِاللّهِ مِن بَعْدِ إيمَانِهِ إِلاَّ مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ
بِالإِيمَانِ وَلَـكِن مَّن شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْراً فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ
اللّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Artinya : “Barangsiapa yang
kafir kepada Allah SWT sesudah dia beriman (Dia mendapat kemurkaan Allah),
kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman
(Dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk
kekafiran, Maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. (QS. An-Nahl: 106)
Syaikh
Sholeh Fauzan bin Abdullah al-Fauzan mengatakan bahwa kekufuran dan
pemurtadan terjadi dengan malakukan perkara yang membatalkan keislaman, maka
barangsiapa yang melakukan perbuatan yang membatalkan keislaman yang sudah
terkenal dikalangan ahlul Ilmi maka ia murtad dan kafir. Kami menghukuminya
secara dhohir dari perkataan dan perbuatannya, akan tatapi kalau permasalahan
hati tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah SWT. Diantara pembatal
keislaman yakni :
1. Syirik.
2. Tidak
mengkafirkan orang kafir atau ragu dengan kekafiran mereka atau membenarkan
madzhab mereka.
3. Menyakini
adanya petunjuk yang lebih sempurna dari petunjuk Nabi Muhammad, atau menyakini
adanya hukum yang lebih baik dan lebih sempurna dari hukum islam.
4. Membenci
ajaran yang dibawa oleh Rasulullah (islam).
5. Memperolok–olok
islam.
6. Sihir.
7. Tolong
menolong dengan kaum kafir dan membantu mereka dalam memerangi kaum muslimin.
8. menyakini
bahwa adanya manusia yang terbebas dari syari’at islam.
E.
Ancaman Allah SWT terhadap Orang Kafir.
1.
Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga:
"Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan
Allah kepadamu". Mereka (penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya
Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir. (Al-A’raf;50)
2.
Dan jika seseorang dari isteri-isterimu lari kepada orang-orang
kafir, lalu kamu mengalahkan mereka maka bayarkanlah kepada orang-orang yang
lari isterinya itu mahar sebanyak yang telah mereka bayar. Dan bertakwalah
kepada Allah Yang kepada-Nya kamu beriman. (Al-Mumtahanah;11)
3.
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan
orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal
orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan
Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.
(Al-Baqarah;212)
4.
Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang
yang beriman: "Ikutilah jalan kami, dan nanti kami akan memikul
dosa-dosamu", dan mereka (sendiri) sedikitpun tidak (sanggup), memikul
dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta.
(Al-‘Ankabut;12)
5.
Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong
dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang
mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan
mereka akan kekal dalam siksaan. (Al-Maidah;80)
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan
mengenai materi Kafir dan Kufur yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kelemahan dan kekurangan, karena terbatasnya pengetahuan
dan terbatasnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca
yang budiman memberikan kritik dan saran yang dapat membangun penulis demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya.
Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khusunya juga para pembaca yang budiman
pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar