Pages

Rabu, 27 Mei 2015

kafir dan kufur




Kata Pengantar

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Karena berkat limpahan rahmat dan karunianya penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Akidah.

Agama  sebagai  sistem  kepercayaan  dalam  kehidupan manusia  dapat  dikaji melalui  berbagai  sudut  pandang.  Islam  sebagai  agama  yang  telah  berkembang   selama  empat  belas  abad  lebih  menyimpan  banyak  masalah  yang  perlu  diteliti,  baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi, dan budaya.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan Kafir dan Kufur, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.

Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Prof. DR. HAMKA. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.


Daftar Isi

Kata pengantar .............................................................................   i        
Daftar isi ......................................................................................    ii
BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang ...................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah .................................................................     1
C.     Tujuan Penulisan ...................................................................     1
BAB II ISI
A.     Pengertian Kafir dan Kufur ...................................................     2
B.     Macam-Macam Bentuk Kekafiran ........................................      3
C.     Karakteristik Manusia Kafir ..................................................    5
D.     Sebab-Sebab Orang Kafir Menurut Pandangan Islam .......... 10
E.      Ancaman Allah SWT terhadap Orang Kafir .........................     14

BAB III PENUTUP ......................................................................   15



 



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Agama dan manusia memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya, karena agama sangat dibutuhkan oleh manusia agar manusia memiliki pegangan hidup sehingga ilmu dapat menjadi bermakna, yang dalam hal ini adalah Islam. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia.


B.     Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini mengenai “Kafir dan Kufur”. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1.         Pengertian kafir dan kufur.
2.         Macam-macam bentuk kekafiran.
3.         Karakteristik manusia yang berbuat kafir.
4.         Sebab-sebab terjadinya kekafiran.
5.         Ancaman Allah SWT terhadap orang-orang kafir.


C.     Tujuan Penulisan

   Pada dasarnya tujuan penulisan atau penyusunan makalah ini menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dalam penulisan atau penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Akidah dan tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang Kafir dan Kufur.


BAB II
ISI

A.    Pengertian Kafir dan Kufur.

1)        Pengertian Kafir.
Kāfir (bahasa Arab: كافر kāfir; plural كفّار kuffār) dalam syariat Islam adalah diartikan sebagai "orang yang tidak percaya" atau "orang yang sangsi". Istilah ini mengacu kepada orang yang menolak Allah SWT, atau orang yang bersembunyi, menolak atau menutup dari kebenaran akan agama Islam. Perbuatan menyatakan seseorang kafir disebut takfir. Dalam terminologi kultural kata ini digunakan dalam agama Islam untuk merujuk kepada orang-orang yang mengingkari nikmat Allah SWT  (sebagai lawan dari kata syakir, yang berarti orang yang bersyukur). Kafir berasal dari kata kufur yang berarti ingkar, menolak atau menutup. Jadi menurut syariat Islam, manusia kafir yaitu: mengingkari Allah SWT sebagai satu-satunya yang berhak disembah dan mengingkari Rasul Muhammad SAW sebagai utusan-Nya.

Dalam etimologi kata kafir memiliki akar kata K-F-R yang berasal dari kata kufur yang berarti menutup. Pada zaman sebelum datangnya Agama Islam, istilah tersebut digunakan untuk para petani yang sedang menanam benih di ladang, kemudian menutup (mengubur) dengan tanah. Sehingga kalimat kāfir bisa dimplikasikan menjadi "seseorang yang bersembunyi atau menutup diri". Dengan demikian kata kafir mengisyaratkan arti seseorang yang bersembunyi atau menutup diri.

Jadi menurut syariat Islam, manusia kafir yaitu: seorang yang mengingkari Allah SWT sebagai satu-satunya yang berhak disembah dan mengingkari Rasul Muhammad sebagai utusan-Nya.

Toshihiko izutsu dalam bukunya konsep kepercayaan dalam teologi islam ‘analisis semantik iman dan islam’ memperkenalkan konsep kafir yang penting yaitu kafir ni’mah dan kafir din, pembagian konsep ini berpegang pada makna kufur yang memiliki makna ganda yang memainkan makna penting dalam al-qur’an. Kafir ni’mah berarti manusia tidak berterima kasih atau tidak bersyukur atas karunia yang diterimanya yang merupakan makna kata asal dari kufur. Sedangkan kafir din (agama) memiliki cakupan yang lebih serius dibanding dengan kafir ni’mah, yaitu dengan mendustakan agama dengan tidak mempercayai Allah SWT dan ajaran yang disampaikan kepada Rasul-Nya.

2)      Pengertian Kufur
Kufur menurut bahasa Arab berarti penutup dan penghalang. Adapun menurut istilah adalah lawan dari iman yaitu tidak beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.


B.     Macam-Macam Bentuk Kekafiran.

Secara garis besar penggolongan kafir dibagi kedalam dua kelompok besar yaitu kelompok kafir harbi dan kafir zimmi. Kafir harbi merupakan bentuk kekariran yang oleh Rasulullah dibolehkan untuk di alirkan darahnya, hal ini karena kafir harbi mengingkari adannya Allah SWT dan Rasul-Nya   dan mereka juga tidak tunduk dan patuh terhadap pemerintahan yang ada dimana mereka tinggal bahkan mereka suka memerangi orang-orang muslim. Didalam kehidupan sehari-hari kafir mempunyai berbagai bentuk yang muncul dalam persoalan yang menyimpang dari ketauhidan yaitu:

1.    Kafir ingkar.
Merupakan orang yang mengingkari kebenaran ajaran al-Qur’an, baik hal itu disadari sebagai suatu kebenaran atau belum disadarinya, sebagaiman firman Allah SWT dalam al qur’an surat al kahfi ayat 11:
Katakanlah: Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa". barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

2.    Kafir inad.
Merupakan orang yang tidak mau menerima kebenaran, walaupun ia menyadari bahwa itu adalah kebenaran.

3.    Kafir juhud.
Merupakan orang yang mengingkari kebenaran, sedangkan ia tahu bahwa itu adalah benar. Seperti yang ada di dalam Al-Qur’an, yakni :
..maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar (kafaru) kepadanya. (Al-Baqarah ayat 89)

4.    Kafir nifaq.
Merupakan orang yang pura-pura menampakkan kebaikan, tetapi di dalam hatinya berisi kejahatan. Secara lahiriyah nampak Islam, tetapi hakikat isi hatinya mengingkari kebenaran ajaran Islam.



5.    Kafir harbi.
Kata harbi berlaku dalam hukum perang. Hal ini terjadi jika pihak musuh orang kafir yang dihadapinya belum menyerahkan diri atau belum mau menerima perdamaian atau perjanjian dengan kaum muslimin.

6.    Kafir zimmi.
Kata zimmi yaitu tanggungan kaum muslimin. Hal ini berlaku dalam wilayah yang dikuasai oleh perdamaian atau perjanjian yang diberikan oleh kaum muslimin.

7.    Kafir At-Tauhid.
Orang yang menolak adanya tauhid, yaitu tak percaya bahwa Tuhan itu satu.
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. (Al-Baqarah ayat 6)

8.    Kafir Al-Ni’mah.
Orang yang mengingkari nikmat Allah SWT atau tak bersyukur kepada Allah SWT.
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (la takfurun). (Al-Baqarah ayat 152)


C.   Karakteristik Manusia Kafir.

Al-Qur’an banyak berbicara tentang sifat-sifat dan potensi manusia. Dalama hal ini, ditemukan sekian ayat al-qur’an yang dengan terang memuji dan memuliankan manusia, seperti pernyataan tentang terciptanya manusia dalam bentuk dan keadaan sebaik-baiknya (QS. At-Tin [95]: 5) dan penegasan tentang dimuliakannya makhluk ini dibandingkan dengan kebanyakan makhluk Tuhan lain (QS. Al-Isra [17]: 70. Tetapi sering pula manusia mendapat celaan Tuhan karena amat lalim (aniaya) dan mengingkari nikmat (QS. Ibrahim [14]: 34). 1 Tidak sedikit dari manusia yang  menyimpang dari agama, salah satunya adalah sifat kafir. Berikut ini adalah karakteristik manusia yang kafir :

1.         Dusta.
Hadits Rasulullah yang diriwayatkan Imam Ahmad Musnad dengan sanad Jayid: "Celaka baginya, celaka baginya, celaka baginya. Yaitu seseorang yang berdusta agar orang-orang tertawa." Di dalam kitab Shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim), Rasulullah SAW bersabda: "Tanda orang munafik ada tiga, salah satunya adalah jika berbicara dia dusta.

2.         Khianat.
Sabda Rasulullah SAW: "Dan apabila berjanji, dia berkhianat." Barangsiapa memberikan janji kepada seseorang, atau kepada isterinya, anaknya, sahabatnya, atau kepada seseorang dengan mudah kemudian dia mengkhianati janji tersebut tanpa ada sebab uzur syar'i maka telah melekat pada dirinya salah satu tanda kemunafikan.

3.         Fujur (pertikaian).
Sabda Rasulullah SAW: "Dan apabila bertengkar (bertikai), dia melampau batas."




1  Rif’at Syauqi Nawawi, Manusia Menurut Al-Qur’an, hlm. 8
4.         Ingkar janji.
Sabda Rasulullah SAW: "Tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara dia dusta, jika berjanji dia ingkar, dan jika dipercaya (diberi  amanat) dia berkhianat." (HR. Bukhari Muslim).

5.         Malas beribadah.
Firman Allah SWT SWT: "Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas." (An-Nisa': 142) . Jika orang munafik pergi ke masjid atau surau, dia menyeret kakinya seakan-akan terbelenggu rantai. Oleh kerana itu, ketika sampai di dalam masjid atau surau dia memilih duduk di shaf yang paling akhir. Dia tidak mengetahui apa yang dibaca imam dalam sholat, apalagi untuk menyemak dan menghayatinya.

6.         Riya.
Di hadapan manusia dia sholat dengan khusyuk tetapi ketika seorang diri, dia mempercepatkan sholatnya. apabila bersama orang lain dalam suatu majlis, dia tampak zuhud dan berakhlak baik, demikian juga pembicaraannya. Namun, jika dia seorang diri, dia akan melanggar hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT.

7.         Sedikit berdzikir.
Firman Allah SWT : "Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya' (dengan sholat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah SWT kecuali sedikit sekali." (An-Nisa': 142) .

8.         Mempercepat Sholat.
Mereka (orang-orang munafik) adalah orang yang mempercepatkan sholat tanpa ada rasa khusyuk sedikit pun. Tidak ada ketenangan dalam mengerjakannya, dan hanya sedikit mengingat Allah SWT di dalamnya. Fikiran dan hatinya tidak menyatu. Dia tidak menghadirkan keagungan, kehebatan, dan kebesaran Allah SWT dalam sholatnya. Hadits Nabi SAW: "Itulah sholat orang munafik, ... lalu mempercepat empat rakaat (sholatnya)".

9.         Mencela Orang-Orang yang Taat dan Soleh.
Mereka memperlecehkan orang-orang yang taat dengan ungkapan yang mengandung cemoohan dan celaan. Oleh kerananya, dalam setiap majlis pertemuan sering kali kita temui orang munafik yang hanya memperbincangkan sepak terjang orang-orang saleh dan orang-orang yang konsisten terhadap Al-Quran dan As-Sunnah. Baginya seakan-akan tidak ada yang lebih penting dan menarik selain memperolok-olok orang-orang yang taat kepada Allah SWT.

10.     Mengolok-Olok Al-Quran, As-Sunnah, Dan Rasulullah SAW.
Termasuk dalam kategori Istihzaa' (berolok-olok) adalah memperolok-olok hal-hal yang disunnah Rasulullah SAW dan amalan-amalan lainnya. Orang yang suka memperolok-olok dengan sengaja hal-hal seperti itu, jatuh Kafir. Firman Allah SWT SWT: "Katakanlah, apakah dengan Allah SWT SWT, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?' Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman." (At-Taubah: 65-66).

11.     Bersumpah Palsu.
Firman Allah SWT: "Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai." (Al-Munafiqun: 2 & Al-Mujadilah: 16). Jika seseorang menanyakan kepada orang munafik tentang sesuatu, dia langsung bersumpah. Apa yang diucapkan orang munafik semata-mata untuk menutupi kedustaannya. Dia selalu mengumpat dan memfitnah orang lain. Maka jika seseorang itu menegurnya, dia segera mengelak dengan sumpahnya: "Demi Allah SWT, sebenarnya kamu adalah orang yang paling aku sukai. Demi Allah SWT, sesungguhnya kamu adalah sahabatku."

12.     Enggan Berinfak.
Orang-orang munafik memang selalu menghindari hal-hal yang menuntut pengorbanan, baik berupa harta maupun jiwa. Apabila menjumpai mereka berinfak, bersedekah, dan mendermakan hartanya, mereka melakukan karena riya' dan sum'ah. Mereka enggan bersedekah, kerana pada hakikatnya, mereka tidak menghendaki pengorbanan harta, apalagi jiwa.

13.     Tidak Menghiraukan Nasib Sesama Kaum Muslimin.
Mereka selalu menciptakan kelemahan-kelemahan dalam barisan muslimin. Inilah yang disebut At Takhdzil. Yaitu, sikap meremehkan, menakut-nakuti, dan membiarkan kaum muslimin. Orang munafik berpendapat bahawa orang-orang kafir lebih kuat daripada kaum muslimin.

14.     Suka Menyebarkan Khabar Dusta.
Orang munafik senang memperbesar peristiwa atau kejadian. Jika ada orang yang tergelincir lisannya secara tidak sengaja, maka datanglah si munafik dan memperbesarkannya dalam majelis-majelis pertemuan. "Apa kalian tidak mendengar apa yang telah dikatakan si fulan itu?" Lalu, dia pun menirukan kesalahan tersebut. Padahal, dia sendiri mengetahui bahwa orang itu mempunyai banyak kebaikan dan keutamaan, akan tetapi si munafik itu tidak akan mau mengungkapkannya kepada masyarakat.

15.     Mengingkari Takdir.
Orang munafik selalu membantah dan tidak ridha dengan takdir Allah SWT. Oleh karenanya, apabila ditimpa musibah, dia mengatakan: "Bagaimana ini. Seandainya saya berbuat begini, niscaya akan menjadi begini." Dia pun selalu mengeluh kepada sesama manusia. Sungguh, dia telah mengkufuri dan mengingkari Qadha dan Takdir.

D.    Sebab-Sebab Orang Kafir Menurut Pandangan Islam.
Berkaitan dengan akhlak kepada makluk lain di ala mini, semua mencakup perlakuan kita kepada segal tumbuh-tumbuhan, dan benda tak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan islam tehadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah.2 Kafir merupakan salah satu akhlak tercela dalam islam. Kekafiran akan terjadi dengan keyakinan apabila ia meyakini bahwasanya Allah SWT memiliki teman dan anak, atau meyakini bahwa Allah SWT memiliki sekutu dalam kerajaan dan dalam mengatur alam semesta, atau meyakini bahwa adanya seseorang yang sama dengan Allah SWT dalam nama-namanya, sifat-sifatnya, dan perbuatannya, atau meyakini bahwa ada seseorang yang berhak di ibadahi selain Allah SWT, atau meyakini bahwa Allah SWT memiliki sekutu dalam rububiyah-Nya, maka ia dikafirkan dengan keyakinan ini dengan kufur besar (akbar) yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam.
Keyakinan akan terjadi dengan perbuatan apabila seseorang sujud ke patung, atau melakukan sihir, atau melakukan satu cabang dari macam-macam syirik, seperti berdo’a pada selain Allah SWT, dan menyembelih pada selain Allah SWT, atau bernadzar pada selain Allah SWT atau thawaf selain di ka’bah untuk mendekatkan diri padanya, maka ia akan dikafirkan dengan perbuatannya.

2  Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, hlm.269
Kekafiran akan terjadi dengan perkataan seperti, apabila mencela Allah SWT, atau mencela Rasul-Nya, atau mencela agama islam, sebagaimana firman Allah:
وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ
Artinya : “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah SWT, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” (QS. At-Taubah: 65).
Kekufuran dengan pengingkaran dan keyakinan, pada dasarnya keduanya itu sama dan kadang juga ia berbeda, seperti mengingkari perkara yang terpenting dalam agama islam ini, misalnya: mengingkari rububiyyah Allah SWT, mengingkari uluhiyah Allah SWT, mengingkari para Malaikat, mengingkari para Rasul, mengingkari kitab yang diturunkan oleh Allah SWT, mengingkari hari kebangkitan, serta mengingkari jannah, neraka, hari pembalasan, hisab, wajibnya sholat dan lain sebagainya.
Kekufuran dengan berpaling dari agama Allah SWT adalah seperti menolak agama Allah SWT, berpaling dari agama Allah SWT seperti tidak mempelajarinya, tidak beribadah kepada Allah SWT, maka ia kafir atas penolakannya, seperti firman Allah SWT :
وَالَّذِينَ كَفَرُوا عَمَّا أُنذِرُوا مُعْرِضُونَ
Artinya : “Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.” ( QS. Al-Ahqof: 3 ).
Dan firman-Nya :
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنتَقِمُونَ
Artinya : “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang Telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, Kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” (QS. As-Sajadah: 22).
Kesimpulannya adalah, kekufuran bisa terjadi dengan keyakinan, dengan mengingkarkan dengan perkataan dan perbuatan, dengan berpaling, dengan meninggalkan dan melonak.
Akan tetapi apabila ia terpaksa mengucapkan perkataan kufur, atau perbuatan kufur maka ia mendapatkan udzur, seperti kalau tidak mengucapkan atau melakukan ia akan dibunuh, kemudian ia mengucapkan dan melakukan atas paksaan tersebut namun hatinya tetap dalam keimanan maka ia mendapatkan udzur atas kejadian ini.
Orang yang melakukan kekafiran itu ada lima kondisi:
1.    Apabila melakukannya dengan tidak sukarela, maka ia kafir.
2.    Apabila melakukannya dengan bermain-main maka ia kafir.
3.    Apabila melakukannya dengan ketakutan maka ia kafir.
4.    Apabila ia melakukannya dengan terpaksa dan hatinya rela dengan kekafiran maka ia kafir.
5.    Akan tetapi kalau ia melakukan kekafiran atas dasar paksaan dan hatinya masih dalam keadaan iman maka ia tidak kafir. Sebagaimana firman Allah SWT :
مَن كَفَرَ بِاللّهِ مِن بَعْدِ إيمَانِهِ إِلاَّ مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالإِيمَانِ وَلَـكِن مَّن شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْراً فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Artinya : “Barangsiapa yang kafir kepada Allah SWT sesudah dia beriman (Dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (Dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, Maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. (QS. An-Nahl: 106)
Syaikh Sholeh Fauzan bin Abdullah al-Fauzan mengatakan bahwa kekufuran dan pemurtadan terjadi dengan malakukan perkara yang membatalkan keislaman, maka barangsiapa yang melakukan perbuatan yang membatalkan keislaman yang sudah terkenal dikalangan ahlul Ilmi maka ia murtad dan kafir. Kami menghukuminya secara dhohir dari perkataan dan perbuatannya, akan tatapi kalau permasalahan hati tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah SWT. Diantara pembatal keislaman yakni :
1.    Syirik.
2.    Tidak mengkafirkan orang kafir atau ragu dengan kekafiran mereka atau membenarkan madzhab mereka.
3.    Menyakini adanya petunjuk yang lebih sempurna dari petunjuk Nabi Muhammad, atau menyakini adanya hukum yang lebih baik dan lebih sempurna dari hukum islam.
4.    Membenci ajaran yang dibawa oleh Rasulullah (islam).
5.    Memperolok–olok islam.
6.    Sihir.
7.    Tolong menolong dengan kaum kafir dan membantu mereka dalam memerangi kaum muslimin.
8.    menyakini bahwa adanya manusia yang terbebas dari syari’at islam.


E.     Ancaman Allah SWT terhadap Orang Kafir.

1.      Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepadamu". Mereka (penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir. (Al-A’raf;50)

2.      Dan jika seseorang dari isteri-isterimu lari kepada orang-orang kafir, lalu kamu mengalahkan mereka maka bayarkanlah kepada orang-orang yang lari isterinya itu mahar sebanyak yang telah mereka bayar. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya kamu beriman. (Al-Mumtahanah;11)

3.      Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (Al-Baqarah;212)

4.      Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman: "Ikutilah jalan kami, dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu", dan mereka (sendiri) sedikitpun tidak (sanggup), memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta. (Al-‘Ankabut;12)

5.      Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. (Al-Maidah;80)


BAB III
PENUTUP

            Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi Kafir dan Kufur yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kelemahan dan kekurangan, karena terbatasnya pengetahuan dan terbatasnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

            Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang dapat membangun penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khusunya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar