Pages

Selasa, 02 April 2013

Hak Kebendaan


Hak Kebendaan

A. Pengertian hak kebendaan :

1.     Menurut Prof. Subekti

Suatu hak yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda yang dapat memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda yang dapat di pertahankan terhadap setiap orang.

2.    Menurut Prof. L.J. Van Apeldoorn

Hak harta benda yang memberikan kekuasaan langsung antara orang yang berhak dan benda tersebut.

3.    Menurut Prof. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan

Hak mutlak atas suatu benda di mana hak itu memberikan kekuasaan langsung atas sesuatu benda dan dapat di pertahankan terhadap siapapun juga.

B. Ciri-ciri hak kebendaan

·         Merupakan Hak Mutlak (dapat di pertahankan terhadap siapa pun juga)

·         Mempunyai Zaaks Gevolg atau Droit De Suite (hak yang terus mengikuti bendanya kemana pun)

·         Mempunyai Sistem (yang lebih dulu terjadinya, tingkatnya lebih tinggi dari yg terjadi kemudian)

·         Mempunyai Droit De Preference (hak yg lebih di dahulukan dari hak yg lain)

·         Mempunyai Macam-macam Actie (mempunyai macam-macam gugatan yg dapat di lakukan bila ada yang menggangu haknya)

·         Mempunyai Cara Pemindahan yg Berlainan

Menurut Prof. Subekti hak kebendaan memiliki sifat :

a.    Memberi kekuasaan langsu atas suatu benda

b.    Dapat dipertahankan terhadap setiap orang

c.    Mempunyai sifaf “melekat”  mengikuti benda bila dipindah tangankan (droit de suite)

d.    Hak yang lebih tua selalu di menamgkan dari yg muda

 

C. Perbedaan Hak-hak Kebendaan

            Hak kebendaan yang di atur dalam buku II KUHPer (sudah di sesuaikan dengan berlakunya UUPA No. 5/1960) di bedakan menjadi 2 macam, yaitu :

a.    Hak kebendaan yang bersifat memberi kenikmatan (zakelijk genotsrecht) ada 2 :

·         Hak kebendaan yg memberikan kenikmatan atas benda sendiri (contoh : hak eigendom, hak bezit)

·         Hak kebendaan yg memberikan kenikmatan atas benda orang lain (contoh : hak opstal, hak erfpacht, hak memungut hasil, hak pakai, hak mendiami)

b.    Hak bendaan yang bersifat memberi jaminan (zakelijk zakerheidsrecht) contoh hak gadai, hipotik

Macam – Macam Hak Kebendaan

1.  Hak Bezit

a.    Pengertian Bezit

ü Menurut KUHPer

Bezit (kedudukan berkuasa) : kedudukan seseorang yg menguasai suatu kebendaan, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan perantara orang lain.

ü Menurut Prof. Subekti, S.H

Bezit (keadaan lahir) : menguasai benda seolah milik sendiri yg di lindungi hukum dengan tidak mempersoalkan hak milik

ü Menurut Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, S.H

Bezit : keadaan memegang atau menikmati suatu benda di mana seseorang menguasainya , baik sendiri atau dengan prantara orang lain seolah kepunyaan sendiri.

b.    Bezit jujur dan tidak jujur

Bezitter yg jujur maupun yg tidak jujur, keduanya mendapat perlindungan hukum. Dalam hukum berlaku suatu asas, bahwa “kejujuran” di anggap ada pada setiap orang sedangkan “ketidak jujuran” harus di buktikan. Menurut ketentuan pasal 533 KUHPer, bezit di anggap selalu jujur dan barang siapa yg mengemukakan bahwa bezit itu tidak jujur maka wajib membuktikannya.

c.    Syarat adanya Bezit

ü  Adanya Corpus (harus ada hubungan antara orang yg bersangkutan dengan bendanya)

ü  Adanya Animus (hubungan antara orang dengan benda harus di kehendaki oleh orang tersebut)

Adanya bezit harus ada 2 unsur, yaitu kekuasaan atas suatu benda dan kemauan untuk memilikinya. Bezit harus di bedakan dengan “detentie” di mana seseorang menguasai suatu benda berdasarkan hubungan hukum tertentu dengan orang lain (pemilik benda). Jadi, seorang “detentie” tidak mempuyai kemauan untuk memiliki benda itu untuk dirinya sendiri.

d.    Fungsi Bezit

ü  Fungsi Polisionil

Siapa yang membezit suatu benda, maka ia mendapat perlindungan dari hukum sampai terbukti bahwa ia sebenarnya tidak berhak. Bagi yang merasa haknya di langgar,ia harus meminta penyelesaian melalui polisi.

ü  Fungsi Zakenrechtelijk

Siapa yg membezil suatu benda dan telah berjalan untuk beberapa waktu tanpa adanya protes dari pemilik sebelumnya.

e.    Cara memperoleh Bezit

            Dengan cara melakukan perbuatan menarik kebendaan dalam kekuasaannya, dengan maksud mempertahankannya. Menurut pasal 540 KUHPer cara memperoleh bezil :

ü  Dengan jalan occupatio (memperoleh bezit tanpa bantuan dari orang yg membezit terlebih dahulu) pengambilan benda

ü  Dengan jalan traditio (memperoleh bezit dengan bantuan dari orang yg membezit terlebih dahulu) pengoperan

f.    Hapusnya Bezit

ü  Kekuasaan atas benda berpindah pada orang lain, baik secara diserahkan maupun karna di ambil orang lain

ü  Benda yg di kuasainya nyata telah di tinggalkan

 

2.  Hak Eigendom

a.    Pengertian Eigendom

ü Menurut KUHPer

Hak milik ialah hak menikmati kegunaan suatu benda dengan leluasa, dapat kedaulatan sepenuhnya asal tidak bertentangan dengan UU, peratutran umum dan tidak menggangu hak orang lain.

ü Menurut Prof. Subekti, S.H

Eigendom ialah hak yg paling sempurna atas suatu benda.

ü Menurut Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, S.H

Hak milik ialah hak untuk menikmati  suatu benda dengan sepenuhnya dan menguasai benda dengan sebebasnya, asal tidak bertentangan dengan UU, peraturan umum dan menimbulkan gangguan terhadap hak orang lain.

b.    Ciri-ciri hak milik

Ciri-ciri hak milik menurut Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan

ü Hak milik itu selalu merupakan hak indu terhadap hak kebendaan yg lain

ü Hak milik itu ditinjau dari kuantitetnya merupakan hak yang selengkap-lengkapnya

ü Hak milik itu tetap sifatnya (tidak akan lenyap terhadap hak kebendaan yg lain)

ü Hak milik itu mengandung inti (benih) dari semua hak kebendaan yg lain.

c.    Cara Memperoleh hak milik

Menurut pasal 584 KUHPer, hak eigendom dapat di peroleh :

ü Pendahuluan (toeeigening)

ü Ikutan (natrekking)

ü Lewat Waktu (verjaring)

ü Pewarisan (erfopvolging), baik menurut UU maupun menurut surat waris

ü Penyerahan (levering) berdasarkan suatu peristiwa perdata untuk memindahkan hak milik yg dilakukan oleh seorang yg berhak berbuat bebas terhadap benda itu.

 

            Sedangkan menurut Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, cara memperoleh hak milik di luar pasal 584 KUHPer yg di atur oleh UU :

ü Penjadian Benda (zaaksvorming)

ü Penarikan Buahnya (vruchttrekking)

ü Persatuan Benda (vereniging)

ü Pencabutan Hak (onteigening)

ü Perampasan (verbeurdverklaring)

ü Pencampuran Harta (boedelmenging)

ü Pembubaran dari sebuah badan hukum

ü Abandonnement (cara yg kita jumpai dalam Hukum Perdata Laut – Pasal 663 KUHD)

d.    Memperoleh Hak Milik dengan Lewat Waktu (verjaring)

Lewat waktu adalah salah cara memperoleh hak milik atas suatu benda. Lewat waktu ada 2 macam, yaitu :

ü Acquisitieve verjaring yaitu alat untuk memperoleh hak kebendaan (hak milik)

ü Extinctieve verjaring yaitu alat untuk dibebaskan dari suatu perutangan

            Untuk memperoleh hak milik dengan lewat waktu (Acquisitieve verjaring )

ü Harus ada bezit sebagai pemilik

ü Bezitnya itu harus te goeder trouw

ü Membezitnta itu harus terus-menerus, tak putus

ü Membezitnya harus tidak terganggu

ü Membezitnya harus di ketahui oleh umum

ü Membezitnya harus selama waktu 20 tahun atau 30 tahun

ü 20 tahun daam hal ada alas hak yg sah, 30 tahun dalam hal tidak ada alas hak

e.    Memperoleh hak milik dengan penyerahan (levering)

            Menurut hukum perdata, penyerahan ialah penyerahan benda atas nama pemilik kepada orang lain, sehingga orang lain memperoleh hak milik atas bendanya. Menurut Prof. Subekti kata penyerahan memiliki 2 arti :

ü Perbuatan yg berupa penyerahan kekuasaan belaka (feitelijke levering )

ü Perbuatan hukum yg bertujuan memindahkan hak milik kepada orang lain (juridische levering)

            Menurut Pasal 612 KUHPer, untuk benda bergerak yg berwujud penyerahan dapat dengan cara :

ü Penyerahan nyata (feitelijke levering )

ü Penyerahan kunci daridari tempat di mana benda itu berada

            Ada 2 bentuk penyerahan lain :

ü Tradition brevi manu (penyerahan dengan tangan pendek)

ü Constitutum pessessorium (penyerahan dengan melanjutkan penguasaan atas benda)

            Penyerahan atas benda bergerak yg tak berwujud dapat dilakukan dengan cara :

ü Penyerahan dari piutang atas nama, yang dilakukan dengan cessie yaitu dengan cara membuat akta otentik atau akta di bawah tangan (pasal 613 ayat 1 KUHPer)

ü Penyerahan dari surat piutang atas bawa, yg dilakukan dengan penyerahan nyata (pasal 613 ayat 3 KUHPer)

ü Penyerahan dari piutang atas pengganti, yg di lakukan dengan penyerahan surat di sertai dengan endosemen (Pasal 613 ayat KUHPer)

            Menurut Prof. Subekti, pemindahan hak milik atas benda yg tak bergerak ini tidak cukup di laksanakan dengan pengoperan kekuasaan, melainkan harus di buat surat penyerahan yg harus di ikuti dalam daftar eigendom.

            Menurut Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, untuk sahnya penyerahan harus memenuhi syarat tertentu :

ü Harus ada perjanjian yg zakelijk

ü Harus ada titel (alas hak)

ü Harus dilakukan oleh orang berwewenang menguasai benda tadi (orang yg beschikkingsbevoegd)

ü Harus ada penyerahan nyata

 

 

f.    Hak milik bersama (medeeigendom)

            Mengenai hak milik bersama ini menurut KUHPer di bagi mejadi 2macam, yaitu :

ü Hak milikbersama yang bebas

ü Hak milik bersama yang terikat

g.    Hapusnya Hak Milik

ü Seseorang memperoleh hak milik melalui salah satu cara untuk memperoleh hak milik

ü Binasanya benda itu

ü Pemilik hak milik melepaskan benda itu

3.  Hak Servituut

a.    Pengertian hak Servituut

ü Menurut KUHPer

Beban yg diberikan kepada pekarangan milik orang yg satu, untuk di gunakan demi kemanfaatanpekarangan milik orang lain.

ü Menurut Prof. Subekti, S.H

Suatu benda yg di letakan di atas pekarangan untuk keperluan pekarangan lain yg berbatasan.

b.    Macam hak Pekarangan

ü Hak Pekarangan Abadi : hak yg dapat di langsungkan terus menerus, tanpa bantuan orang lain (contoh : hak atas pemandangan ke luar, hak mengalirkan air)

ü Hak Pekarangan Tak Abadi : hak dalam penggunaan memerlukan sesuatu perbuatan manusia (hak melintasi pekarangan, hak mengambil air)

ü Hak Pekarangan yg Nampak : hak terhadap suatu benda yg nampak (pintu, jendela)

ü Hak Pekarangan yg tak Nampak : hak terhadap tanda-tanda yg tak nampak (larangan untuk mendirikan bangunan di pekarangan)

c.    Syarat Hak Pekarangan

ü Harus ada dua halaman yg letaknya saling berdekatan

ü Kemanfaatan dari hak pekarangan itu harus dapat dinikmati

ü Hak pekarangan bertujuan untuk meningkatkan manfaat dari halaman penguasa

ü Beban yg diberatkan itu harus senantiasa bersifat menanggung sesuatu

ü Kewajiban yg timbul dalam hak perarangan itu hanya dapat ada dalam hal membolehkan atau tidak membolehkan

d.    Timbulnya hak Pekarangan

ü Suatu perbuatan perdata

ü Lewat waktu

e.    Hapusnya hak Pekarangan

ü Kedua pekarangan itu jatuh ke tangan satu orang

ü Selama 30 tahun berturut-turut tidak dipergunakan

4.  Hak Opstal

a.    Pengertian hak Opstal

Prof. Subekti : hak untuk memiliki bangunan atau tanaman di atas tanah orang lain

b.    Hapusnya hak Opstal

ü Hak opstal jatuh ke dalam satu tanggan

ü Musnahnya pekarangan

ü Salama 30 tahun tidak di pergunakan

ü Waktu yg diperjanjikan telah lampau

ü Di akhiri oleh pemilik tanah

5.  Hak Erfpacht

a.    Pengertian hak Erfpacht

            Menurut Prof. Subekti yg mengacu pada Pasal 720 KUHPer : hak kebendaan untuk menarik penghasilan seluasnya untuk waktu yg lama dari sebidaang tanah milik orang lain dengan kewajiban membayar sejumlah uang tiap tahun.

b.    Berakhirnya hak Erfpacht

ü Hak opstal jatuh ke dalam satu tangan

ü Musnanya pekarangan

ü Selama 30 tahun tidak di pergunakan

ü Waktu yg diperjanjikan telah lampau

ü Di akhiri oleh pemilik tanah

6.  Hak Pakai Hasil

a.    Pengertian hak pakai hasil

ü Menurut KUHPer : seseorang di perbolehkan menarik hasil dari benda milik orang lain seolah milik sendiri dengan kewajiban memeliharanya.

ü Menurut Prof. Subekti, S.H : hak untuk menarik penghasilan dari benda orang lain, seolah benda itu kepunyaan sendiri dengan kewajiban menjaga agar barang tetap dalam keadaan semula.

ü Menurut Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, S.H : hak memungut hasil dari barang orang lain seolah seperti eigenaar dengan kewajiban memelihara barang agar tetap adanya.

b.    Cara memperoleh hak pakai hasil

ü Undang-undang

ü Kehendak si pemilik

c.    Kewajiban si pemakai hasil

ü Membuat daftar pada waktu ia menerima haknya

ü Menanggung semua biaya pemeliharaan dan perbaikan

ü Memelihara benda sebaik-baiknya dan mengembalikan dengan keadaan baik

d.    Hapusnya hak pemakai hasil

ü Meninggalnya si pemakai

ü Telah lewat tenggang waktu

ü Percampuran

ü Pelepasan hak oleh si pemakai kepada pemilik

ü Kadaluwarsa

ü Musnanya benda itu seluruhnya

 

 

 

7.  Hak Gadai

a.    Pengertian Hak Gadai

ü Menurut KUHPer

Hak yg di peroleh seorang piutang , yg di serahkan oleh seorang berutang dan memberikan kekuasaan kepada piutang untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut yg di dahulukan dr orang berpiutang lain.

ü Menurut Prof. Subekti, S.H

Hak kebendaan yg bergerak kepunyaan orang lain, yg diperjanjikan dengan menyerahkan bezit atas benda, dengan tujuan untuk mengambil pelunasan hutang dari pendapatan penjualan benda.

ü Menurut Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan,S.H

Hak yg di peroleh kreditur atas suatu barang bergerak, yg diberikan kepadanya oleh debitur atas namanya untuk menjamin suatu hutang.

b.    Sifat hak gadai

Hak gadai itu tidak menjadi hapus dengan dibayarnya sebagian dari utang

c.    Syarat timbulnya hak gadai

ü Penyerahan kekuasaan atas barang dijadikan tanggung jawab pemegang gadai

ü Gadai tidak sah bia bendanya tetap berada dalam kekuasaan pemberi gadai

d.    Objek hak gadai

ü Benda bergerak yg berwujud

ü Benda bergerak yg tak berwujud (pelbagai hak untuk mendapatkan pembayaran utang)

e.    Hak si pemegang hak gadai

ü Pemegang gadai berhak untuk menggadaikan lagi barang gadai itu

ü Pemegang gadai berhak menjual barang gadaian

ü Pemegang gadai berhak menerima ganti biaya yg telah ia keluarkan untuk menyelamatkan barang gadaian

ü Pemegang gadai berhak menahan barang yg di gadaikan sampai hutang di lunasi

 

f.    Kewajiban pemegang gadai

ü Pemegang gadai wajib memberitahukan pemilik barang jika akan menjual barang gadai

ü Pemegang gadai wajib bertanggung jawab atas hilangnya/merosotnya harga barang

g.    Hapunya hak gadai

ü Seluruh utangnya sudah di bayar

ü Barang gadai hilang/rusak

ü Barang gadai keluar dari kekuasaan penerima gadai

ü Barang gadai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar